
Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita untuk turut serta melestarikannya. Upaya pelestarian ini bisa dengan cara penangkaran. Usaha penangkaran burung ini akan menjadikan penggemar tidak hanya sebagai pecinta semata, tetapi juga sebagai pelestari yang dapat mengembangbiakkan burung derkuku yang berkualitas unggul.
Penangkaran derkuku yang akan dikemukakan di bawah ini ditujukan untuk menghasilkan burung derkuku dengan kualitas suara anggung yang baik yang layak untuk mengikuti lomba. Berdasarkan induk maupun anak yang dihasilkan, penangkaran burung derkuku ada dua macam, yaitu penangkaran derkuku asli dan penangkaran rekayasa.
Pada penangkaran derkuku asli, induk jantan maupun betina merupakan burung derkuku yang 100% masih asli. Hasil perkawinannya sudah barang tentu berupa derkuku yang asli pula.
Induk yang dikawinkan, jantan maupun betina, harus dipilih derkuku asli yang memiliki suara anggung yang baik dan bermental kuat. Dengan induk seperti ini, diharapkan anak-anak yang dihasilkan akan mewarisi sifat-sifat suara dan mental yang baik dari induknya.
Akan tetapi, perlu diingat! Penangkaran derkuku asli ini hanya sekadar untuk pemenuhan hobi dan kelangenan saja. Untuk rnenghasilkan derkuku kualitas lomba, sangat kecil kemungkinannya. Untuk tujuan lomba, belum ada jalan lain kecuali dengan penangkaran rekayasa.
Penangkaran rekayasa ditujukan untuk menghasilkan burung derkuku berkualitas suara anggung yang baik dan memenuhi persyaratan lomba. Di samping itu, juga sebagai kelangenan dan pemenuhan kebutuhan hobi dan menambah pendapatan. Berikut ini akan dikemukakan penangkaran rekayasa burung derkuku untuk memperoleh kualitas suara anggung yang baik.
A. Pemilihan bibit
Sebelum memilih bibit atau indukan yang baik untuk diternakkan, terlebih dahulu perlu diperhatikan Skema Penangkaran Rekayasa pada halaman 18.
Dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa setelah didapat burung sinom dari cuhu betina dengan derkuku jantan, yang lebih cepat dapat mencapai burung derkuku berkualitas suara baik apabila indukan dipilih dari burung derkuku asli.
Pada keturunan ketiga (F3) untuk anakan jantan sudah bersuara derkuku dengan kualitas baik dan siap untuk lomba. Namun, bila dari sinom jantan dengan derkuku asli betina, suara burung derkuku yang berkualitas baik baru akan tercapai pada keturunan keempat (F4) atau kelima (F5).



Pemilihan bibit sebaiknya diawali saat membuat burung bastar (cuhu). Untuk betina, dipilih burung puter pelung yang bersuara panjang, sedangkan pejantannya berupa derkuku asli yang bersuara keras dan besar.
Derkuku jantan dan betina secara fisik sulit dibedakan. Untuk membedakannya, dapat dilakukan dengan melihat perilakunya. Derkuku jantan akan mengeluarkan suara mbekur — “Kukuur… kukuur… kukuur… ” dan seterusnya— sambil mengangguk-anggukkan kepala jika didekatkan dengan derkuku betina atau derkuku lain. Puter jantan juga berperilaku seperti ini.
Selain dengan mengamati perilaku, jenis kelamin derkuku dapat dibedakan dengan meraba sumpit (tulang di atas kloaka). Jika suinpitnya nipat, berarti jantan. Jika sumpitnya renggang, herarti betina.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
B. Cara menjodohkan
Untuk mempercepat proses perjodohan, cara-cara berikut ini dapat dilempuh.
1. Pilihlah burung puter pelung betina dan burung derkuku jantan yang dewasa, siap kawin.
2. Mandikan keduanya hingga basah.
3. Kedua burung disatukan dalam sangkar, lalu dijemur di panas matahari dengan diberi makanan dan minuman secukupnya.
4. Setelah bulu burung-burung tersebut kering, keduanya diberi BirdMature kapsul (bisa dilihat di sini untuk mengetahui fungsi dan pemakaiannya) dengan cara disuapkan. Masing-masing diberi satu kapsuL dan dipastikan telah tertelan sampai ke tembolok.
5. Keduanya dimasukan ke dalam sangkar kecil, lalu dikerodong dengan kain atau kertas koran. Dalam sangkar kecil ini disediakan makanan dan minumam untuk dua hari.
6. Biarkan kedua burung berada dalam sangkar tersebut selama dua hari.
7. Pada hari berikutnya sangkar tertutup yang berisi dua burung dijemur di panas matahari selama satu setengah jam.
8. Setelah dijemur selama satu setengah jam, kedua burung dimasukkan ke kandang penangkaran yang telah disiapkan.
9. Dalam waktu tujuh hari burung betina pasti sudah menampakkan tanda-tanda akan bertelur.
C. Kandang penangkaran dan perlengkapannya
Kandang penangkaran adalah kandang yang dimaksudkan untuk menangkarkan burung derkuku. Kandang penangkaran tidak perlu yang spesifik sebab derkuku termasuk burung yang adaptif atau mudah beradaptasi dengan lingkungan kandang yang bagaimanapunjuga. Yang perlu diperhatikan adalah hal-hal seperti berikut ini.
1. Lokasi kandang penangkaran harus bebas dari segala gangguan kebisingan yang dapat mengakibatkan burung stres.
2. Kandang penangkaran harus memperoleh sinar matahari yang cukup.
3. Kandang penangkaran harus senantiasa bersih dan tidak dapat dimasuki oleh binatang-binatang pengganggu seperti tikus dan kucing.
4. Kandang penangkaran tidak perlu terlalu luas. Idealnya berukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 1,8 m. Meskipun dcmikian, dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pun sebenarnya derkuku sudah mau berkembang biak. Bahkan, ada sebagian peternak yang memilih kandang penangkaran berukuran kecil karena anak-anak derkuku dapat lebih jinak.
5. Tersedia tempat atau sarang untuk bertelur dengan baik. Sarang sebaiknya dari daun pinus atau cemara yang kering.
6. Di dalam kandang tersedia makanan dan minuman yang cukup juga perlu disediakan pula grit (tuinbukan kulit kerang) untuk membantu pemenuhan zat kapur bagi burung yang bertelur.
D. Ketika derkuku mulai bertelur, mengeram, dan telurnya menetas

Berdasurkan pengamatan selama ini anak yang dihasilkan lebih banyak jantan semua dan hampir tidak pernah terjadi betina semua.
Dalani hal pengeraman dan pengasuhan piyik (anak burung) beherapa cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Telur diambil dan ditetaskan pada pasangan burung puter. Selanjutnya pengasuhan anak derkuku diserahkan kepada pasangan burung puter tersebut sampai piyik tersebut dapat makan sendiri.
2. Telur ditetaskan oleh induk derkuku. Setelah anakan berusia lima hari pengasuhannya diserahkan kepada pasangan burung puter sampai piyik derkuku tersebut dapat makan sendiri dan tidak tergantung pada induknya, kurang lebih berumur satu bulan.
3. Telur dierami sendiri oleh indukan derkuku dan pengasuhan piyik oleh indukan derkuku itu sendiri sampai piyik dapat makan sendiri dan tidak tergantung kepada induknya.
Cara 1 dan 2 ditujukan untuk mempercepat produksi dar| indukan derkuku. Apabila cara 1 dan 2 ini dilaksanakan, dalam jangka waktu kurang lebih empat belas hari induk burung sudah bertelur lagi. Akan tetapi, untuk menjaga kondisi indukan supaya tetap fit dan tidak terjadi over produksi, terutama untuk indukan yang berpotensi menghasilkan keturunan-keturunan yang berkualitas baik, dianjurkan untuk menempuh cara 3.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
E. Masa sapih, pembesaran, dan seleksi
Piyik derkuku dapat disapih setelah berumur satu bulan sejak menetas dari telur. Sebaiknya burung-burung yang sudah berumur satu bulan dipisahkan dari kandang penangkaran dan dimasukkan ke dalam kandang umbaran, yaitu kandang yang lebih besar dari kandang penangkaran.
Kandang umbaran berfungsi untuk melatih burung terbang guna menguatkan otot-ototnya. Piyik dibiarkan dalam kandang umbaran sampai berumur 2,5—3 bulan dan sudah mulai tampak bulu kalungnya.
Setelah berumur 2,5—3 bulan, anak derkuku mulai diseleksi jantan dan betinanya. Khusus burung-burung jantan mulai ditempatkan dalam sangkar-sangkar soliter (tunggal). Selanjutnya tinggal dilakukan perawatan dan pemeliharaan sebagaimana mestinya serta diseleksi kualitas suaranya.
Untuk burung-burung yang berkualitas suara bagus, pada umur empat bulan harus sudah mulai digantang pada tiang penggantangan guna melatih burung tersebut untuk berbunyi.
Perlu diingat bahwa burung derkuku yang kualitas suaranya bagus memang sudah bakatnya. Dengan demikian, untuk menghasilkan anak-anak derkuku yang berkualitas, kita hanya dapat berusaha mencari induk-induk yang berkualitas.
***
MERAWAT DERKUKU
Derkuku relatif tidak memerlukan perawatan yang rumit. Apalagi jika tujuannya hanya sekadar memelihara dan memiliki saja tanpa bermaksud untuk mencetak prestasi derkuku dalam arena lomba.
Bagi beberapa penggemar, tujuan memelihara derkuku adalah untuk memperoleh suara anggungan derkuku yang elok dan indah. Sementara, penggemar lain memiliki tujuan melombakan suara derkuku dalam konkurs.
Konkurs inilah yang mendorong para penggemar untuk memelihara derkuku dengan lebih sabar, tekun, dan telaten dengan dilandasi oleh rasa kasih sayang. Kelompok penggemar semacam ini akan merawat derkukunya dengan lebih baik. Mereka sangat memperhatikan kesehatan fisik dan mental burung peliharaannya.
A. Sangkar dan perlengkapannya
Sangkar sebagai tempat bagi derkuku menjalani hidupnya haruslah memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman untuk bernaung. Sangkar sebaiknya cukup memadai, tidak terlalu kecil.
Sangkar yang lerlalu kecil akan merusakkan bulu sayap dan ekor. Balikan, seringkali menyebabkan ujung sayap terluka. Namun demikian, untuk derkuku bakalan hasil tangkapan dari alam, lebih sesuai dimasukkan dalam sangkar yang ukurannya kecil dan digantang di tempat yang sering menjadi lalu-lalang manusia. Hal ini dimaksudkan agar derkuku yang masih liar tersebut dapat segera menjadi jinak dan mudah dilatih.

Untuk keperluan lomba, sangkar yang paling banyak dipergunakan adalah sangkar kendangan. Sangkar ini berbentuk seperti gendang. Bagian atas dan bawah datar dengan diameter lebih kecil daripada bagian tengah. Sangkar kendangan biasanya terbuat dari bambu. Ada juga beberapa perajin sangkar, terutama di daerah Yogyakarta, yang sudah mulai membuat sangkar kendangan dari bahan fiberglas.
Dinding jeruji sangkar yang baik terbuat dari fiberglas atau bambu yang dibentuk bulat seperti lidi dan diampelas halus. Jarak antara satu jeruji dengan jeruji yang lain harus sempit, lebih sempit dari ukuran kepala derkuku. Hal ini dimaksudkan agar kepala derkuku tidak terjepit.
Pada bagian bawah sangkar terdapat eblek (alas) yang berguna untuk menampung kotoran burung. Eblek biasanya terbuat dari anyaman bambu atau tripleks. Alas seperti ini mudah dibongkar.
Bagian atas sangkar berbentuk seperti kubah yang disebut krakap. Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat krakap bisa kain, fiberglas, atau dempul.
Selain berfungsi melindungi burung dari siraman hujan dan terik matahari, krakap juga dapat memantulkan suara derkuku sehingga anggungnya akan menjadi semakin menggema dan indah. Namun demikian, ada sebagian penggemar derkuku yang lebih suka membiarkan bagian atas sanekar tetan terbuka.
Hal ini disesuaikan dengan sifat derkuku peliharaannya yang menjadi lebih gacor bila terkena sinar matahari secara langsung.

sehingga cengkeraman derkuku pada waktu bertengger menjadi kokoh. Kalau perlu, setiap tahun sekali ukuran tenggeran diganti, disesuaikan dengan pertumbuhan jari dan kuku derkuku.
Untuk melindungi sangkar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas matahari dan air hujan, sebaiknya sangkar dicat yang rapi. Sangkar yang telah selesai dicat sebaiknya didiamkan selama beberapa hari sampai bau cat benar-banar telah hilang. Bila baunya telah hilang, derkuku baru boleh dimasukkan ke dalamnya.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
B. Pakan
Makanan utama derkuku berupa biji-bijian. Di alam bebas derkuku mencari makanan di tanah-tanah tegalan atau di sawah-sawah yang telah selesai dipanen. Jenis biji-bijian yang menjadi makanan derkuku di alam bebas antara lain gabah, jagung, kacang hijau, dan otek.
Burung derkuku hasil tangkapan alam atau yang dipelihara secara sederhana oleh penduduk di kampung-kampung biasanya hanya diberi satu jenis biji-bijian saja. Oleh karena itu, kebutuhan derkuku akan vitamin dan mineral kurang tercukupi.
Untuk menjaga stamina derkuku agar tetap sehat dan rajin bernyanyi, derkuku perlu diberi makanan olahan. Bahan makanan olahan ini terdiri dari beberapa jenis biji-bijian, di antaranya ketan hitam, beras merah, gabah lampung, biji kenari, kacang hijau, jewawut, cantel, milet, dan godem. Jenis makanan olahan ini sudah mulai banyak dijual di pasar-pasar burung.
Apabila ingin mencampur dan mengolah sendiri, komposisi untuk setiap jenis biji-bijian bisa dilihat pada Tabel Komposisi Pakan untuk Derkuku berikut ini.

Bahan pakan berupa biji-bijian dipilih yang padat dan berisi dengan cara ditampi, kemudian dicuci bersih. Biji-bijian yang telah bersih ini kemudian direndam dalam air panas selama lebih kurang 10—15 menit, lalu ditiriskan.
Bumbu yang berupa bawang putih, kencur, jahe, dan garam dihaluskan. Madu dan kuning telur dikocok dan dicampur dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Biji-bijian yang telah ditiriskan (masih agak basah) dimasukkan dalam adonan bumbu dan diaduk sampai benar-benar tercampur.
Selanjutnya, dijemur di bawah terik matahari sampai benar-benar kering. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan, sebaiknya diperiksa sekali lagi apakah biji-bijian tersebut telah kering benar. Makanan yang belum kering bila disimpan akan ditumbuhi jamur yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit. Bila tidak ada sinar matahari, pengeringan bisa dengan cara disangrai (digoreng tanpa minyak).
Dengan makanan olahan seperti ini, kondisi kesehatan burung dapat lebih terpelihara sehingga derkuku menjadi lebih rajin manggung. Selain makanan olahan ini, minuman juga harus diperhatikan.
Sebaiknya jangan memberikan minuman berupa air mentah kepada derkuku. Air mentah dapat mengakibatkan derkuku terserang penyakit pilar dan cacingan. Air minum setiap hari harus diganti.
Untuk memberi performa suara yang bagus, menjadikan burung tidak mudah sakit-sakitan dan menjaga kesehatan piyikan yang dihasilkan dari penangkaran, disarankan untuk mencampur makanan dengan mineral burung. Apa itu mineral burung dan apa fungsinya, silakan diklik saja di tautan ini.
C. Memandikan derkuku

Hal ini dikarenakan derkuku tidak sibuk mencari kutu yang menempel di badannya. Di samping itu, dengan sering dimandikan, bulu derkuku akan terlihat lebih mengilap dan dapat menghidarkan burung dari penyakit pilar bulu.
Untuk derkuku bakalan hasil tangkapan dari alam bebas, sebelum dimasukkan ke dalam sangkar sebaiknya dimandikan terlebih dahulu serta diberi tambahan vitamin burung yang banyak terjual di pasaran bebas.
Paling sedikit seminggu sekali sebaiknya burung derkuku dimandikan dengan air leri (air bekas cucian beras) dicampur dengan beberapa macam bunga dan daun-daunan. Bunga mawar merah, mawar putih, melati, daun kelor, dan daun pandan diremas-remas, kemudian dicampurkan ke dalam air leri yang masih berwarna putih dan kental.
Bunga dan daun-daun ini sangat ampuh untuk membasmi kutu dan serangga yang menempel di badan derkuku. Wadah yang dipergunakan sebaiknya yang agak lebar sehingga tidak merusakkan bulu derkuku.
Untuk menghindari agar burung derkuku tidak berontak saat dimandikan, kedua kaki derkuku dijepit di antara jari manis dan jari kelingking, jari telunjuk dan ibu jari menahan leher, sedang jari tengah menahan dada.
Sebelum dicelupkan ke dalam air, badan derkuku dibasahi terlebih dulu. Setelah itu, derkuku dimasukkan secara pelan-pelan ke dalam air pencuci.
Seluruh bulu dibersihkan, kedua sayap dibentangkan secara bergantian di dalam air cucian.Setelah semua bulu bersih, derkuku diangkat dari air leri dan disuapi dengan vitamin sebelum dimasukkan lagi ke dalam sangkar.
Untuk sementara waktu, sangkar yang berisi derkuku yang baru saja dimandikan dan masih basali kuyup digantung di tempat yang teduh. Derkuku dibiarkan terkena angin sampai bulu-bulunya agak kering. Setelah itu, boleh digantang di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung.
D. Penggantangan
Gantangan adalah tiang yang mempunyai ketinggian tertentu yang digunakan untuk menggantung sangkar derkuku. Pada puncak gantangan terdapat dua buah kerekan yang dihubungkan dengan tali ke bawah. Gantangan berfungsi untuk melatih burung agar berani dan rajin berbunyi pada ketinggian tertentu dan terkena sinar matahari secara langsung.
Sebagian besar penggemar derkuku yang memiliki burung derkuku kelas lomba memiliki gantangan di rumahnya. Hal ini untuk melatih derkuku agar terbiasa dan tidak takut berbunyi di tempat yang tinggi.
Banyak burung derkuku yang rajin berbunyi bila digantung di dalam rumah atau di gantangan yang rendah, tetapi tidak mau bernyanyi bila berada di atas gantangan yang tinggi. Tentu saja burung derkuku seperti ini akan sangat mengecewakan pemiliknya jika diikutsertakan dalam konkurs. Oleh karena itu, perlu dilatih terus-menerus dengan cara digantang.
Berdasarkan bahan tiang yang dipergunakan, ada dua macam gantangan: gantangan bambu dan gantangan besi. Ukuran tinggi gantangan antara 6—8 m. Jarak antara satu gantangan dengan gantangan yang lain minimum 5 m. Sebaiknya gantangan diletakkan pada tempat yang sepanjang hari terkena sinar matahari secara langsung.
Waktu menggantang yang baik dimulai pada saat matahari terbit dan diturunkan sebelum matahari terbenam. Khusus untuk burung derkuku yang masih bakalan sebaiknya digantang setiap hari pada gantangan yang tetap dan diturunkan sebelum tengah hari. Hal ini untuk menghindari agar tidak terlalu kepanasan dan terengah-engah.
Untuk derkuku yang sudah jadi, tidak perlu terlalu sering digantang, cukup 2—3 kali seminggu agar tidak bosan. Penggantangan dilakukan sepanjang hari. Sebaiknya tempat penggantangan berpindah-pindah. Misalnya hari Senin digantang di gantangan nomor 1, hari Rabu di gantangan nomor dua, dan seterusnya. Dengan menggantangnya secara berpindah-pindah, mental burung akan menjadi lebih baik.
Sebelum derkuku digantang, persediaan makan terutama minum jangan sampai kehabisan. Derkuku perlu disemprot dengan sedikit air sampai bulu-bulunya terlihat agak basah, lalu digantang.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
E. Menyiapkan derkuku untuk lomba
Suara derkuku yang dianggap indah adalah yang mempunyai anggungan dengan kriteria seperti berikut ini.
1. Suara depan — deg kuu, deg kii, deg kla, dan sebagainya— lengkap, jelas, dan bersih
2. Suara tengah — ku, kuuu, kriung, dan sebagainya— panjang, membat, mengayun, dan bersih.
3. Suara ujung — kuk, kuu, kuong, kriong, dan sebagainya— panjang, mengayun, dan mengalun.
4. Irama lagu; spasi suara depan, tengah, dan ujung senggang; interval bunyi ke-1, ke-2, dan seterusnya tidak tergesa-gesa; elok di pendengaran dan indah di rasa.
5. Dasar suara tebal, kering, danbening.
Derkuku yang mempunyai kriteria anggungan seperti itu belum tentu dapat memperoleh nominasi juara dalam suatu arena lomba bila tidak berani bersuara dan bersaing dengan derkuku lain. Jadi, di samping suara anggungan yang harus memenuhi kriteria, faktor mental dan kondisi fisik yang prima menjadi faktor penentu yang tidak kalah pentingnya.
Banyak sekali ditemukan derkuku yang mempunyai suara bagus, tetapi tidak mau berbunyi pada saat diikutsertakan dalam lomba. Agar penampilan saat lomba benar-benar prima, mental kuat, tidak mudah stres, dan berani bersaing dengan burung derkuku lain maka mental dan fisik derkuku harus mendapatkan persiapan yang intensif dan sungguh-sungguh.
Persiapan fisik dimaksudkan agar kondisi kesehatan burung derkuku benar-benar dalam keadaan prima pada saat lomba. Persiapan fisik ini meliputi pemberian makanan dan minuman yang mengandung vitamin dan mineral yang mencukupi bagi kebutuhan gizi derkuku. Di samping itu, secara teratur, seminggu sekali, derkuku diberi vitamin dan obat-obatan. Vitamin atau obat-obatan yang bisa dibeli secara online yakni tinggal transfer uang dan barang akan sampai ke rumah kita, contohnya adalah BirdVit. Jika Anda kurang yakin dengan power burung derkuku Anda, bisa gunakan BirdPower untuk memberi performa bagus untuk derkuku Anda.
Untuk mempersiapkan mental, derkuku perlu diikutsertakan dalam latihan-latihan bersama sebelum konkurs yang sebenaraya berlangsung. Dengan latihan konkurs bersama secara rutin, derkuku akan menjadi terbiasa bertemu dan bersaing dengan derkuku-derkuku lain dan tidak takut terhadap suasana baru yang masih asing baginya. Di samping itu, juga menjadi terbiasa menempuh perjalanan.
Bentuk latihan konkurs bersama banyak sekali terdapat di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, khususnya Solo. Hampir setiap hari minggu di wilayah tersebut banyak diselenggarakan latihan konkurs bersama. Para penggemar derkuku di wilayah tersebut membentuk PPD (Paguyuban Pelestari Derkuku), baik di daerah tingkat dua maupun yang hanya meliputi wilayah yang lebih kecil seperti kecamatan atau kelurahan.
Antarpaguyuban ini terjalin suatu ikatan kekeluargaan yang cukup kuat. Secara bergiliran anggota paguyuban ini saling mengunjungi untuk mengadakan latihan konkurs bersama. Dengan latihan konkurs bersama derkuku menjadi lebih siap untuk mengikuti konkurs resmi. Hal ini terbukti dari dominannya derkuku-derkuku dari wilayah Yogyakarta dan Solo meraih prestasi puncak di arena lomba konkurs tingkat nasional.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
***
PENYAKIT DERKUKU DAN PENGOBATANNYA
Pada dasarnya penyakit burung derkuku ada dua macam: penyakit mental dan penyakit badan. Berikut ini uraian tentang kedua macam penyakit tersebut beserta cara pengobatannya.
A. Penyakit mental dan pengobatannya
Burung derkuku yang mengalami gangguan mental atau stres biasanya tidak mau mengeluarkan suara anggungannya. Stres bisa diakibatkan oleh perubahan cuaca, ganti bulu, jatuh dari gantangan, dan lain-lain. Agar burung mau kembali memperdengarkan anggungannya yang merdu, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Burung derkuku diberi atau disuapi cairan BirdVit; selama dua minggu.
2. Burung derkuku disemprot atau dimandikan dua hari sekali dan dijemur pada pagi hari hingga siang.
3. Kalau perlu, dalam sangkarnya dimasukkan burung betina kurang lebih selama 7—10 hari. Selama itu jangan lupa dijemur.
4. Setelah burung betina dikeluarkan dari sangkar, burung tersebut mulai digantung dan kalau perlu diberi persediaan makan dan minum untuk 2—3 hari. Dengan cara ini niscaya burung akan kembali memperdengarkan suara anggungannya yang merdu.
B. Penyakit badan dan pengobatannya
Biasanya penyakit badan menyerang burung derkuku yang kurang mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya serta kebersihan sangkarnya kurang diperhatikan oleh pemiliknya. Meskipun demikian, burung derkuku pada umumnya jarang sekali terkena penyakit badan. Selama ini penulis hanya menemukan dua macam penyakit yang menyerang fisik burung derkuku, yaitu cacingan dan pilar.
1. Penyakit cacingan
Burung derkuku yang terkena penyakit ini terlihat kurang lincah, kurang bergairah, dan tidak rajin bernyanyi. Warna bulu menjadi kusam dan kotoran yang keluar berwarna hijau. Kalau diperhatikan, dalam kotoran tersebut terdapat cacing-cacing kecil berwarna putih. Biasanya nafsu makannya menjadi berkurang dan lama-kelamaan badannya menjadi kurus. Apabila tidak segera mendapatkan pertolongan, akhirnya akan mati.
Pengobatan
Untuk pengobatannya, cukup pada air minumnya dilarutkan AscariStop yang dijual secara online. Agar pengobatan penyakit cacingan ini menjadi efektif, sangkar dan wadah pakan serta minum harus selalu dijagn kebersihannya selama masa pengobatan.
2. Penyakit pilar bulu
Gejala
Burung derkuku yang tidak pernah terkena sinar matahari pada umumnya akan mudah sekali terkena penyakit pilar bulu. Bulu-bulu burung derkuku yang terkena penyakit ini kelihatan kusam dan tidak teratur rapi.
Pengobatan
Untuk penyembuhannya, diperlukan pengobatan atau penyemprotan burung dengan FreshAves. Bagaimana cara penggunaan dan belinya, silakan klik di sini. Setelah selesai dimandikan, diberi BirVit.
3. Penyakit pilar paruh
Gejala
Tanda-tanda burung derkuku yang terkena penyakit ini antara lain pada bagian paruh dan sebagian badannya terlihat membengkak dan bersisik putih kusam.
Pengobatan
Untuk menyembuhkannya, berikanlah BirdBlown secara rutin selama tiga-tujuh hari.
KEMBALI KE DAFTAR ISI ARTIKEL
***
NILAI SUARA ALAM BURUNG DERKUKU
Berbicara masalah nilai seni suara alam burung derkuku, tentunya tidak terlepas dari lomba seni suara alam burang derkuku. Dewasa ini di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Bali sering diselenggarakan Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku.
Dalam lomba tersebut yang menjadi dasar penilain para juri hanyalah suara burung derkuku pada saat benar-benar mengeluarkan suara anggungannya (mbateg, mbandhul: Jawa), bukan suara saat derkuku berahi (mbekur, medoki, ngerem-remi: Jawa).
Suara anggungngan burung derkuku memang sangat merdu dan dapat menghadirkan suasana yang bernuansa alam pedesaan, hutan, dan pegunungan atau dapat menghadirkan suasana yang tenteram, nyaman, dan damai di hati. Bahkan, untuk generasi tertentu, mendengarkan suara anggungan burung derkuku dapat membawa ke alam nostalgia saat kecil atau saat masih berada di lingkungan alam daerah kelahirannya.
A. Tujuan dan fungsi lomba
Penyelenggaraan lomba seni suara alam burung derkuku di beberapa kota di Jawa dan Bali mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Memperkenalkan burung derkuku kepada masyarakat luas karena derkuku merupakan satwa unggas yang populasinya tersebar luas hampir di seluruh wilayah Indonesia dan perlu dilestarikan keberadaannya.
2. Memelihara dan menanamkan rasa kekeluargaan, setia kawan yang tidak membeda-bedakan kelas, tingkat, golongan, atau suku bangsa.
3. Merangsang munculnya peternak-peternak untuk menghasilkan burung derkuku yang memiliki nilai seni suara alam yang berkualitas tinggi, dengan harapan agar populasi burung derkuku tersebut dapat cepat berkembang. Dengan < demikian, pelestarian burung derkuku dapat terjamin, bahkan dimungkinkan pula dapat menjadi komoditas ekspor nonmigas yang baru bagi bangsa Indonesia.
4. Menumbuhkembangkan industri/perajin sangkar, makanan ternak, obat-obatan, dan lain sebagainya.
5. Memberikan sumbangan kepada pemerintah dalam bidang pariwisata. Jelas bahwa lomba seni suara alam burung derkuku memberikan dampak yang positif bagi masyarakat maupun pemerintah. Dalam pengembangan dunia pariwisata di Indonesia, terutama untuk wisatawan domestik, lomba seni suara alam burung derkuku mempunyai andil yang cukup besar. Andil yang besar ini dikarenakan dengan mengikuti lomba dari satu tempat ke tempat lainnya masyarakat akan lebih mengenal daerah-daerah di seluruh Nusantara ini.
6. Menyeleksi burung derkuku yang memiliki suara anggung berkualitas tinggi.
Lomba seni suara alam burung derkuku yang banyak diselenggarakan di kota-kota di Jawa dan Bali biasanya diselenggarakan oleh paguyuban pelestari derkuku yang anggotanya terdiri dari para penggemar, pedagang, dan peternak burung derkuku.
B. Jenis-jenis lomba
Lomba seni suara alam burung derkuku biasanya terbagi dalam beberapa kategori seperti berikut ini.
1. Lomba lokal kecil
Lomba lokal kecil merupakan lomba yang diikuti oleh peserta lokal (ranting paguyuban) yang berdomisili di sekitar arena lomba dan biasa disebut dengan istilah latihan resmi bersama.
2. Lomba lokal
Lomba lokal merupakan lomba yang diikuti oleh peserta lokal (cabang paguyuban tingkat kabupaten/kodya), biasanya untuk even-even yang bersifat lokal sedaerah tingkat dua.
3. Lomba nasional
Lomba nasional pada dasarnya hampir sama dengan lomba lokal. Bedanya, lomba nasional sifatnya lebih terbuka dan pesertanya banyak berdatangan dari berbagai daerah.
Dewasa ini lomba lokal kecil, lomba lokal, maupun lomba nasional hampir tidak dapat lagi dibedakan karena begitu besar antusiasme masyarakat penggemar burung derkuku untuk mengikuti lomba. Oleh karena itu, meskipun hanya lomba lokal, banyak peserta-peserta dari luar daerah yang ikut serta.