
Penggunaan bahan pakan yang mengandung zat anti nutrisi disesuaikan dengan batas pengggunaanya. Agar tidak mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat – zat pakan. Bahan pakan yang biasa digunakan terdiri dari jagung, gandum, tepung kedelai, tepung ikan, hijauan dan grit. Selain biji – bijian kalkun mampu mengkonsumsi hijauan. Kemampuan mengkonsumsi hijauan disebabkan sekum kalkun lebih berkembang dibanding dengan unggas lainnya.
Pemeliharaan kalkun untuk produksi daging sebaiknya dipisah antara jantan dan betina, karena jantan lebih banyak makan dan lebih aktif dalam perebutan pakan dengan betina. Hal ini akan mengganggu pertumbuhan kalkun betina serta pertumbuhan kalun jantan lebih cepat daripada betina
Kebutuhan nutrisi terpenting pada kalkun adalah keseimbangan protein dan energi. Kalkun membutuhkan protein lebih banyak daripada ayam broiler, terutama pada periode starter dan pertumbuhan. Kalkun betina mencapai dewasa kelamin lebih dini dibanding kalkun jantan. Pemberian ransum dengan kandungan energi tinggi dan rendah protein pada kalkun betina umur 16 minggu dan kalkun jantan umur 18 minggu lebih ekonomis dalam meningkatkan pertumbuhan).
Keseimbangan energi dan protein pada kalkun Umur 4 – 8 minggu dengan protein 22% & energi 2800,8-12 minggu dengan protein 19% & energi 3000, 12-20 minggu 14-16.5% protein dan 3100-3200. NR C. 1984
Ransum kalkun mengandung tambahan lemak 2 – 8%. Kelebihan lemak dan karbohidrat akan disimpan sebagai lemak tubuh. Sedangkan konsumen kurang menyukai daging yang berlemak